Dilansir dari website resmi LIPI, udang ini pertama kali ditemukan pada tahun 2009 di Danau Towuti, Sulawesi Selatan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Daisy. Caridina nama genus, sedangkan nama spesies woltereckae adalah penghormatan untuk jasa peneliti udang-udangan, Eva Woltereck.
Tidak seperti udang lain yang dijadikan santapan, udang ini justru dijadikan peliharaan sebagai penghias akuarium. Udang ini dapat dikenali dari corak warna tubuhnya yang cantik dengan dominasi warna maroon dan putih. Namun, karena kecantikannya itulah, spesies udang yang satu ini jadi banyak diburu dan dijual oleh pedagang ikan hias. “Selain faktor manusia, banyaknya ikan invasif yang ada dan memburuknya kualitas habitat danau semakin memperparah kondisi keberadaan udang hias endemik ini,” tutur Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Daisy.
Udang Harlequin termasuk spesies yang sangat pemalu, mereka suka bersembunyi di balik bayang-bayang dan tidak sering muncul. Kemungkinan karena ketidaknyamanannya berada di akuarium.
LIPI telah menjadikan Caridina woltereckae sebagai salah satu ikon seri perangko satwa nusantara dalam rangka peringatan 125 tahun Museum Zoologi Bogor. Bersama dengan instansi terkait, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehuatanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, LIPI juga terus berupaya menjaga keberlangsungan keanekaragaman hayati dari kepunahan.